“Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaikan, akan
tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari
Kemudian, malaikat-malaikat, nabi-nabi.” (Al Baqarah : 177)
“Barangsiapa
kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, dan Hari Kemudian, maka orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.” (An Nisaa : 136)
Beriman
kepada malaikat Allah SWT merupakan salah satu akidah yang terkandung
di dalam rukun iman yang ke-2 di dalam ajaran Islam, yaitu mengetahui
dan percaya akan keberadaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah SWT di alam
semesta. Keimanan tidak dapat sempurna tanpa diiringi keimanan kepada
malaikat.
Malaikat
merupakan bagian dari alam gaib, dimana Allah memberikan pujian kepada
orang-orang yang mengimaninya, karena hal itu merupakan satu bentuk
pembenaran terhadap berita yang datang dari Allah SWT, sekaligus
pembenaran terhadap berita yang datang dari RasulNya.
Berbagai nash dari Al Qur`an dan As Sunah
telah membentangkan masalah ini dan juga telah menjelaskan berbagai
sisinya. Siapa saja yang mau menelaah nash-nash mengenai masalah ini,
niscaya keimanannya kepada malaikat menjadi jelas, bukan sekedar pikiran
yang mengambang.
Kebenaran-kebenaran
yang terkandung di dalam nash-nash inilah yang menjadikan keimanan
kepada Allah SWT, Yang menguasai alam ini dan Yang telah menyiapkan para
tentaraNya yang terdiri dari para malaikat untuk melakukan berbagai
jenis pekerjaan yang dibebankan olehNya di alam semesta ini semakin
mendalam.
“Hendaklah
kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, Hari Akhir, dan beriman kepada takdir baik dan
buruk-Nya.” (HR. Muslim)
Materi Penciptaan
Malaikat
diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (nur), berdasarkan salah satu
hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar r.a. dari ayahnya
sendiri, disebutkan bahwa Rasullah SAW bersabda :
“Malaikat
telah diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, sedangkan
Adam diciptakan dari apa yang telah digambarkan pada kalian.” (HR. Muslim)
Rasullah
SAW tidak menjelaskan jenis cahaya yang digunakan untuk menciptakan
malaikat. Hal itu termasuk persoalan gaib, dan tidak ada hadits lain
yang memberikan penjelasan yang lebih banyak lagi dari hadits ini.
Berkenaan dengan riwayat dari Ikramah bahwa ia mengatakan,“Malaikat itu diciptakan dari cahaya kemuliaan, sedangkan Iblis diciptakan dari api kemuliaan“, dan juga riwayat dari Abdullah bin Amr bahwa ia berkata,“Allah menciptakan malaikat dari cahaya (yang keluar dari) dua hasta dan dada“ maka keduanya tidak bisa dijadikan pegangan, bisa jadi mereka mengambil dari israiliat (cerita-cerita yang bersumber dari Bani Israil).
Walaupun
manusia tidak dapat melihat malaikat, tetapi jika Allah berkehendak,
maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, biasanya terjadi pada para
Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki
kepada para Nabi dan Rasul, seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim As dan Rasullah Muhammad SAW.
Waktu Penciptaan
Allah
SWT tidak memberitahukan tentang kapan waktu penciptaan malaikat.
Namun, dapat diketahui bahwa malaikat diciptakan lebih dahulu dari Nabi
Adam As. Allah SWT mengumumkan kepada para malaikat bahwa Ia akan
menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini. Allah SWT, berfirman :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” (Al Baqarah : 30)
Yang
dimaksud dengan khafilah dalam hal ini, ialah Adam As. Dan Allah
menyuruh mereka bersujud ketika Adam telah diciptakan. Allah SWT,
berfirman :
“Maka
apabila Aku telah menyempurnakannya, dan telah meniupkan ke dalamnya
ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud
(menghormat).” (Al Hijr : 29)
Wujud Malaikat
Wujud
malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam
yang diberi bentuk, dan tidak akan mampu melihat wujud dari para
malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, kecuali jika Allah
berkehendak, maka malaikat dapat dilihat oleh manusia.
Seperti
terjadi kepada Nabi Ibrahim As, dan Rasullah Muhammad SAW yang mampu
melihat wujud asli malaikat Jibril sebanyak 2 kali, yaitu pada saat
menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj. Dalam Sunan Tarmidzi disebutkan hadits dengan isnad sahih bahwa Rasullah SAW, berkata :
“Aku melihatnya turun dari langit dan besarnya penciptaan Jibril menutupi ruang antara langit dan bumi.”
Imam
Muslim dalam Sahihnya, demikian juga Tirmidzi dalam Sunannya,
meriwayatkan hadits dari Jabir r.a, bahwa Rasullah SAW, bersabda :
“Diperlihatkanlah
kepadaku pada Nabi, Ternyata Nabi Musa itu seperti orang pada umumnya,
namun cukup garang. Aku juga melihat Isa putra Maryam, orang yang pernah
aku lihat paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud. Aku juga
melihat Ibrahim, dan orang yang paling mirip dengannya adalah aku
sendiri. Aku melihat Jibril, dan orang yang aku lihat paling mirip
dengannya adalah Dihyah.”
Malaikat Memiliki Sayap
Malaikat memliiki sayap-sayap, sebagaimana yang telah tertuang di dalam firman Allah SWT, berikut :
“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fathir : 1).
Maksud
dari firman tersebut, adalah bahwa Allah menjadikan mereka memiliki
sayap, ada yang bersayap dua, tiga, empat, bahkan ada yang lebih banyak
lagi, seperti hadits Rasullah SAW, Imam Ahmad dalam Musnadnya
meriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud r.a, bahwa ia berkata:
“Rasullah
SAW pernah melihat Jibril dalam bentuknya (yang sesungguhnya). Ia
mempunyai 600 sayap, masing-masing sayap menutup cakrawala. Dari setiap
sayapnya keluar berwarna-warni mutiara dan yaqut (batu mulia).”
Kemudian
dalam beberapa hadits dikatakan, bahwa Jibril memiliki 600 sayap,
Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap
Jibril, dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400
sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Ketampanan Malaikat
Allah SWT menciptakan mereka dalam paras yang tampan lagi mulia. Allah SWT berfirman mengenai Jibril :
“...yang mengajarinya (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai mirah,lalu dia menjelma dengan sempurna.” (An Najm : 5-6)
Ibnu
Abbas mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan dzu mirah (mempunyai
mirah) adalah mempunyai wajah yang tampan. Sedangkan Qatadah mengatakan,“Berperawakan tinggi dan tampan.” Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa dzu mirah adalah mempunyai kekuatan (hebat). Kedua pendapat tersebut tidak penting, karena Jibril disamping kuat, dia juga tampan.
“...Dan
ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia
menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, Maka
ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus
roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam
bentuk) manusia yang sempurna.” (Maryam : 16-17)
Penciptaan dan Kedudukan Malaikat
Para
malaikat tidaklah sama, baik itu penciptaannya maupun kedudukannya. Ada
yang bersayap dua, tiga, empat, dan Jibril sendiri memiliki 600 sayap.
Di hadapan Allah, mereka pun memiliki kedudukan yang berbeda-beda.
“Tidak seorang pun diantara kami (malaikat), melainkan baginya kedudukan yang tertentu.” (Ash Shafat : 164)
Berkenaan dengan Jibril, Allah berfirman :
“Sesungguhnya
(Al Qur'an) itu adalah firman Allah (yang dibawa) utusan yang mulia,
yang mempunyai kekuatan di sisi yang mempunyai 'Arasy yang tinggi
derajat.” (At Takwir : 19-20)
Maksudnya, bahwa Jibril dalam hal ini memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT.
Para
malaikat yang paling utama adalah yang hadir dalam perang Badar. Dalam
Sahih Bukhari disebutkan riwayat dari Rafa'ah bin Rafi', bahwa Jibril
datang menemui Rasullah SAW, dan bertanya :
“Apa
pandanganmu terhadap orang-orang yang turut serta dalam perang Badar?"
Beliau menjawab,'Orang-orang terbaik dari kami'. Jibril kemudian berkata
:'Demikian pula menurutku, para malaikat yang ikut hadir dalam perang
Badar adalah para malaikat pilihan.'”
Malaikat Bukan Laki-Laki Bukan Pula Perempuan
Diantara
kesesatan manusia adalah menimbang hal yang gaib dengan pertimbangan
keduniaan mereka. Kaum musyrikin Arab beranggapan bahwa malaikat adalah
wanita. Kemudian dicampur dengan khufarat yang lebih besar lagi, bahwa
mereka menganggap malaikat ialah anak-anak perempuan Allah.
Yang
lebih hebatnya lagi, mereka menisbatkan anak-anak perempuan kepada
Allah, sementara mereka sendiri tidak suka kepada anak-anak perempuan.
“Maka
tanyakanlah (hai Muhammad) kepada mereka,'Apakah (patut) bagi Tuhan
engkau anak-anak perempuan sedang untuk mereka anak laki-laki. Atau
apakah Kami menciptakan malaikat berupa perempuan dan mereka
menyaksikan?' Ketahuilah sesungguhnya mereka dari kedustaannya
mengatakan,'Allah mempunyai anak.' Dan sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang berdusta. Apakah dia memilih anak-anak peempuan
daripada anak laki-laki? Mengapa kamu? Bagaimana kamu memutuskan itu?
Tidakkah kamu mendapatkan peringatan? Atau adakah bagimu bukti yang
nyata?'” (Ash Shafat : 149-156)
Allah
SWT, menjadikan perkataan mereka ini sebagai saksi, dimana Allah akan
memintai pertanggungjawaban mereka. Di antara dosa besar adalah
mengatakan Allah tanpa dasar pengetahuan.
“Dan
mereka menjadikan mereka (menganggap) malaikat-malaikat itu perempuan,
yang mereka (malaikat) adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu?Kesaksian
mereka akan ditulis dan mereka akan ditanya.” (Az Zukhruf : 19)
Malaikat Tidak Makan Dan Tidak Pula Minum
Malaikat
tidak makan dan minum seperti manusia. Hal ini tertuang di dalam firman
Allah yang menceritakan kedatangan malaikat dalam bentuk wujud manusia
sebagai tamu Nabi Ibrahim As :
“Sudahkah
datang kepadamu berita tamu Ibrahim yang dimuliakan? Ketika mereka
masuk ke tempatnya, lalu mereka berkata,'Salam'. Ibrahim
berkata,'Salam'. Mereka kaum yang belum dikenal. Ibrahim pergi kepada
keluarganya, kemudian dia datang (dengan hidangan) anak sapi gemuk, lalu
dihidangkan kepada mereka (sambil) berkata,'Kenapa tidak kamu makan?'
Maka Ibrahim merasa ketakutan dari mereka (karena tidak mau makan).
Mereka berkata,'Janganlah takut'. Dan mereka memberi kabar gembira
kepadanya dengan (akan lahirnya) seorang anak laki-laki berilmu
(Ishaq).” (Adz Dzariyat : 24-28)
“Maka
tatkala Ibrahim melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia memandang
aneh mereka dan merasa takut kepada mereka. Utusan itu berkata,'Jangan
engkau takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus
kepada kaum Luth.'” (Hud : 70)
Malaikat Tidak Jenuh Dan Tidak Pula Letih
Para
malaikat selalu beribadah kepada Allah, melakukan ketaatan kepadaNya,
serta melaksanakan perintah-perintahNya tanpa lelah dan merasa bosan,
tidak seperti manusia.
“Mereka bertasbih siang dan malam tanpa henti.” (Al Anbiya' : 20)
“Maka mereka (malaikat) di sisi Tuhanmu bertasbih kepadaNya di waktu malam dan siang dan mereka tidaklah merasa jemu.” (Fushilat : 38)
Tempat Tinggal Malaikat
Tempat
tinggal malaikat di langit. Mereka turun ke bumi atas perintah Allah
untuk melaksanakan tugas yang diembankan kepada mereka.
“Semua langit hampir pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Allah), dan malaikat-malaikat bertasbih memuji Tuhannya.” (Asy Syura : 5)
“Maka mereka (malaikat) di sisi Tuhanmu bertasbih kepadaNya di waktu malam dan siang dan mereka tidaklah merasa jemu.” (Fushilat : 38)
“Dan tiadalah dia (Jibril) turun, melainkan dengan perintah Tuhanmu.” (Maryam : 64)
Mereka lebih banyak turun dalam kesempatan-kesempatan khusus, seperti Laitulqadar.
“Laitulqadar
itu lebih baik dari seribu bulan. Malaikat dan Ruh (Jibril) turun
padanya dengan izin Tuhannya membawa segala perintah.” (Al Qadar : 3-4)
Jumlah Malaikat
Jumlah malaikat sangat banyak, dan tidak ada yang mengetahui secara pasti kecuali Dzat yang telah menciptakan mereka.
“Dan tiada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia.” (Al Mudatsir : 31)
Dari hadits Rasullah, ada gambaran tentang jumlah malaikat, namun itu pun tidak jumlah seluruh malaikat yang ada.
“Setiap
harinya dimasuki oleh 700.000 malaikat. Ketika sudah keluar, mereka
tidak akan kembali lagi kesana. Itulah terakhir kali mereka masuk.” (HR. Bukhari Muslim)
Di dalam Sahih Muslim disebutkan ada sebuah hadits riwayat dari Abdullah, Rasullah bersabda :
“Di neraka Jahanam nanti, akan didatangkan 70.000 tali kekang, dan setiap satu tali kekang dibawa oleh 70.000 malaikat.”
Dengan
demikian, jumlah malaikat yang akan mengurusi neraka Jahanam pada hari
kiamat nanti adalah 4,9 milyar malaikat. Jika kamu ingin merenungkan
jumlah malaikat yang begitu banyaknya, terdapat pada nash-nash yang
menjelaskan malaikat-malakat yang mengawasi manusia.
Ada
yang bertugas mengurus nuthfah (sperma), ada dua malaikat yang bertugas
mencatat amal setiap manusia, ada malaikat yang menjaga manusia, dan
ada pula malaikat yang memberi petunjuk dan bimbingan kepada manusia.
Sifat-Sifat Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam, adalah sebagai berikut:
1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai sifat malu.
6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7. Tidak makan dan minum.
8. Mampu merubah wujudnya.
9. Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
Demikian
ulasan tentang para tentara Allah SWT ini, yaitu malaikat-malaikat yang
memiliki tugas-tugas yang harus mereka emban pada semesta alam ini atas
perintah Sang Maha Kuasa, Allah Adza Wajaala. Di lain kesempatan akan
kita bahas ulasan ini kembali, karena masih banyak yang dapat kita
pelajari dari makhluk ciptaan ini.
Semoga bermanfaat..
Wassalam..
Blog Stats
Malaikat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar